Komunikasi
Dan Negosiasi Bisnis
“NEGOSIASI”
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat dan karunianyalah, makalah yang berjudul “Negosiasi” dapat terselesaikan dengan
baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Mata KuliahKomunikasi Dan Negosiasi Bisnis.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika
kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan
motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
2.
Bapak-Ibu Dewan Dosen sebagai dosen mata kuliah komunikasi dan negosiasi bisnis kami yang
tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan serta ilmu kepada saya setiap saat.
3.
Teman-teman seperjuangan.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa
yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Bandar
Lampung, Mei 2014
Penulis
Kelompok
Daftar
Isi
Halaman Judul…………………………………………………………......
i
Kata Pengantar…………………………………………………………….. ii
Daftar Isi…………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………….................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan
…………………............................... 2
1.3
Rumusan Masalah …………………............................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Negosiasi dan
Cakupannya…….…………………. 3
2.2 Proses Negosiasi…………………........................... 7
2.3 Manajemen Konflik…………………...................... 9
2.4 Negosiasi Dengan Hati……...................................... 10
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan…………………………………………… 11
3.2 Saran……………………………………………….. 11
Daftar Pustaka……………………………………………………………… 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanpa kita
sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu
yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita.
Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan
menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan.
Negosiasi
diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang begitu erat dengan
filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia memiliki sifat dasar untuk
mempertahankan kepentingannya, disatu sisi manusia lain juga memiliki
kepentingan. Padahal, kedua pihak tersebut memiliki suatu tujuan yang sama,
yaitu memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Apabila terjadi benturan
kepentingan terhadap suatu hal, maka timbullah suatu sengketa. Dalam
penyelesaian sengketa dikenal berbagai macam cara, salah satunya negoisasi.
Kita memperoleh
apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun pagi, mungkin kita
harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan kamar mandi terlebih
dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda atau anda terlebih
dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat
direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan makan siang kita
harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita, bahkan untuk pergi kuliah pun,
kita akan bernegosiasi pada diri sendiri mengenai baju apa yang akan kita
kenakan. Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa dari kita
melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan
negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu mengikuti dan
mengakomodasi kepentingan orang lain.
1
Negosiasi dilakukan oleh semua manusia
yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang
tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan kaum elit di
kalangan atas. Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua
aspek kehidupan kita.
Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka
mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami
dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat
melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih
baik dengan siapa saja.
1.2
Tujuan Penulisan
Supaya mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang negoisasi, seluruh aspek yang
mendampinginya sehingga dapat diimplementasikan kedunia nyata. Mencari solusi,
berfikir krisis dan bertindak aktif sedini mungkin. Diharapkan pula makalah ini
dapat menjadi acuan belajar dalam mempelajari Negoisasi di Perguruan Tinggi.
1.3
Rumusan Masalah
Adapun makalah ini dibuat dengan rumusan masalah :
1.
Negoisasi
dan cakupannya?
2.
Proses
Negoisasi?
3.
Manajemen Konflik?
4.
Negoisasi dengan hati?
2
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Negoisasi dan
Cakupannya
a. Pengertian Negoisasi
Salah satuketerampilan komunikasi yang seringkali kita
laksanakan adalah negosiasi.
Negosiasi dapat terjadi setiap hari antar anggota keluarga, di toko, kampus
atau di tempat kerja. Secara sederhana negosiasi terjadi bila orang lain
memiliki apa yang kita inginkan dan kita bersedia menukarnya dengan apa yang
diinginkan mereka.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan negoisasi adalah satu cara
antara dua orang atau lebih yang berbedakepentingan baik itu berupa pendapat,
pendirian, maksud atau tujuan dalammencari kesepahaman dengan cara
mempertemukan penawaran dan permintaan darimasing-masing pihak sehingga
tercapai suatu kesepakatan atau kesepahamankepentingan baik itu berupa
pendapat, pendirian, maksud atau tujuan (mencapaikesepakatan bersama).
b. Karakteristik Negoisasi
1.
Senantiasa
melibatkan orang baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok,
2.
Memiliki
ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari
awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi,
3.
Menggunakan
cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar
menukar (barter),
4.
Hampir
selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi,
5.
Negosiasi
biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan
kita inginkan terjadi.
3
c. 4 (empat) Prinsip Negoisasi
1.
Memisahkan
perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi,
2.
Berfokus
pada kepentingan bukan pada posisi,
3.
Mengumpulkan
beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir,
4.
Kharismatik,
vokal yang terdengar meyakinkan pada saat negoisasi.
d.
Kemampuan Bernegoisasi
Meskipun secara
lahiriah manusia telah dibekali dengan kemampuan untuk bernegosiasi, namun
untuk dapat bernegoisiasi dengan baik, kemampuan dasar tersebut pelu
dikembangkan. Beberapa kemampuan dasar untuk dapat bernegosiasi yang baik
adalah:
1.
Kemampuan menentukan serangkaian tujuan,
namun tetap fleksibel dengan sebagian diantaranya.
2.
Kemampuan
untuk mencari kemungkinan-kemungkinan dari pilihan yang banyak
3.
Kemampuan
untuk mempersiapkan dengan baik. Tidak ada negosiasi yang baik tanpa persiapan
yang baik.
4.
Kompetensi
interaktif, yaiut mampu mendengarkan dan menanyakan pihak-piahk lain.
5.
Kemampuan
menentukan prioritas. Seorang negosiator harus mampu memberikan prioritas
kepada permasalahan yang ada, hingga tersusun dalam tingkatan prioritas.
Dengan
memiliki kemampuan dasar tersebut, diharapkan negosiator sudah memiliki dasar
pemikiran dan kemampuan untuk bernegosiasi.
e.
Dua Jenis Negosiator
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak berusaha mendapatkan
sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin jatah
atau kemenangan bagi lawannya.
2.
Value
Creators
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua
belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang
bernegosiasi.
4
f.
Cakupan Negoisasi
Dalam
konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi:
1.
Antara
dua orang
misal:
pada saat manajer dan bawahannya memutuskan tanggal penyelesaian proyek yang
harus diselesaikan oleh bawahan,
2.
Dalam
kelompok
misal:
untuk mengambil keputusan kelompok atas suatu kasus,
3.
Antar
kelompok
misal:
bagian pembelian dengan pemasok dalam kesepakatan harga, kualitas atau tanggal
penyerahan barang.
g. Unsur-unsur Negosiasi
1.
Ketergantungan
dalam suatu tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat,
2.
Ketidaksepakatan
atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi),
3.
Interaksi
yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi
orang lain),
4.
Kesepakatan.
h. Tujuan Negoisasi
1.
Tujuan
agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak
lawan.
2.
Tujuan
kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari
pihak lawan.
3.
Tujuan
kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual
gain).
4.
Tujuan
pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan
pihak lain.
5.
Tujuan
defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif.
6.
Tujuan
kombinasi.
5
i.
Gaya-gaya Negoisasi
Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan
dalam dua dimensi, yaitu arah dan kekuatan:
1. Arah
berbicara tentang cara kita menangani informasi.
a. Mendorong [push]
memberi informasi, mengajukan usul,
melalaikan kontribusi orang lain, mengkritik, bertindak sebagai pengganggu –
semua taktik yang berlaku tergantung sifat dan konteks negosiasi.
b. Menarik [pull]
mengajukan pertanyaan
untuk mendapatkan informasi, meminta saran, memastikan pemahaman, meminta
kejelasan, menyatakan perasaan kita.
2.
Kekuatan
berbicara tentang keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan kita yangn
semula.
a.
Bersikap keras : kita
ingin menang berapapun harganya, tidak akan mengalah atau mundur, tidak akan
menerima tawaran apapun, kita mengejar sasaran yang tinggi.
b.
Bersikap lunak : kita
mengalah, ragu-ragu, sulit untuk berkata tidak.
j. Prasyarat Negoisasi Yang Efektif Prasyarat
Negoisasi yang Efektif
1.
Kemauan (wilingness), mau menyelesaikan
masalah dan bernegoisasi secara sukarela.
2.
Kesiapan (preparedness), siap melakukan
negoisasi.
3.
Kewenangan (authoritative), mempunyai
wewenang mengambil keputusan.
4.
Keseimbangan kekkuatan (equal bargaining
power), memiliki kekuatan yang relatif seimbang sehingga dapat menciptakan
saling ketergantungan.
5.
Keterlibatan seluruh pihak terkait
(stakeholdership).
6.
Holistik (comprehensive), pembahasan
permasalahan secara menyeluruh.
7.
Komunikasi dan rasa percaya antara
sesama pihak masih ada.
8.
Sengketa tidak terlalu pelik.
9.
Tanpa prasangka.
6
2.2
Proses Negoisasi
Seperti proses dan teknik komunikasi yang lain,negosiasi mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri dari
persiapan, pelaksanaan sampai bagaimana kita menutup proses tersebut.
Berikut
akan dijelaskan mengenai proses negoisasi:
a.
Langkah-langkah bernegoisasi
1. Persiapan
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi.
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi.
2. Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak.
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak.
Berikut ada beberapa tahapan dalam
mengawali sebuah negosiasi:
a. Jangan
memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan
tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan
dengan tegas dan singkat;
d.
Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
7
Selanjutnya
dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu
yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada
dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang
dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.
3.
Memulai
proses negosiasi
Langkah
pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan
(proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu
diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:
a.
Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi
pokok.
b.
Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat
dan penuh percaya diri;
c.
Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu
kesepakatan.
d.
Sediakan ruang untuk tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua
pilihan ya atau tidak;
e.
Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if
you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan
jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita
berikan.
f.
Mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan
pihak lain.
4.
Zona
Tawar Menawar (The Bargaining Zone)
Dalam
proses inti dari negosiasi, kita perlu mengetahui apa itu The
Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga
penawaran pihak penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli
(Buyer’s Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal
Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan
Seller’s Ideal Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada
sisi pembeli. Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di
dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s
Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi
ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final
Offer Zone.
8
5.
Membangun
Kesepakatan
Ketika tercapai
kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa
kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen
untuk melaksanakannya. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari
kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Karena itu, penting sekali dalam awal-awal
negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang
disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah.
2.3
Manajemen Konflik
Karena
setiap negosiasi memiliki potensi konflik dalam seluruh prosesnya, penting
sekali bagi kita untuk memahami cara mengatasi atau menyelesaikan konflik.
Untuk menjelaskan berbagai alternatif penyelesaian konflik dipandang dari sudut
menang – kalah masing-masing pihak, ada empat kuadran manajemen konflik:
1.
Kuadran
Kalah-Kalah (Menghindari konflik)
Kuadran
keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan
mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak
tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk
mengatasi konflik tersebut.
2.
Kuadran
Menang-Kalah (Persaingan)
Kuadran
kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah.
Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan
berikutnya, sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di
antara kedua pihak. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak
mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah,
sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan
penyelesaian yang cepat dan tegas.
9
3.
Kuadran
Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Kita
kalah – mereka menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau
mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari
kesulitan atau masalah yang lebih besar. Mengalah dalam hal ini bukan berarti
kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian
yang paripurna terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak. Mengalah
memiliki esensi kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada pihak lain untuk
juga mau mengakomodasi kepentingan kita sehingga selanjutnya kita bersama bisa
menuju ke kuadran pertama.
4.
Kuadran
Menang-Menang (Kolaborasi)
Kuadran
pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja sama.
Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui
konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai.
Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat
mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim
satu sama lainnya. Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak
untuk menyelesaikannya dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh
.
2.4 Negoisasi Dengan Hati
Negosiasi
sebenarnya melibatkan tiga hal pokok yang disebut sebagai Negotiation Triangle,
yaitu terdiri dari HEART (yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang
menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi), HEAD (yaitu metoda atau
teknik-teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi), HANDS (yaitu
kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin
menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam
bernegosiasi).
Jadi, sebenarnya
tidaklah cukup melakukan negosiasi hanya berdasarkan hal-hal formal, kebijakan
dan prosedur, atau teknik-teknik dalam negosiasi. Justru kita perlu menggunakan
ketiga komponen tersebut yaitu: karakter,
metoda dan perilaku.
10
10
BAB
III
SIMPULAN
Dan SARAN
3.1
Simpulan
Negosiasi menuntut kemampuan komunikasi yang memadai. Ini membuktikan
betapa komunikasi dengan pihak lain merupakan syarat utama yang dapat menunjang
keberhasilan kita di masa depan. Kita semua adalah negoisiator yang selalu
melakukan negoisiasi setiap hari. Hanya saja, kita tidak sadar, jikalau kita
sedang melakukan suatu negoisasi. Negosiasi
tidaklah untuk mencari pemenang dan pecundang dalam setiap negosiasi
terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan sosial dan komunikasi efektif
dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke arah hasil yang positif bagi
kepentingan bersama. [Ron Ludlow & Fergus Panton 2000 :
141 – 142] karena pada
dasarnya sebuah negoisasi adalah sebuah kesepakatan diantara orang-orang yang
melakukan negoisasi.
Kemampuan bernegoisasi sangat dibutuhkan dewasa ini, karena setiap
aktivitas membuthkan negoisasi. Kita selalu melakukan negoisasi kepada orang
tua, kakak, adik, anak, suami, istri, teman, kerabat bahkan negoisasi terhadap
diri sendiri kerap kita lakukan. Orang-orang yang selalu melakukan negoisasi
adalah cerdas. Mengapa? Karena dalam negoisasi terdapat kesepakatan yang
menghasilkan keputusan dan keputusan itu adalah hal yang menyangkut dengan
kepentingan diri sendiri yang mengambil sebuah resiko dan mengharapkan
keuntungan tertentu. Untuk itu, latihlah diri pembaca untuk selalu
bernegoisasi.
-
Dalam
melakukan negosiasi diperlukan seseorang yang mampu melihat peluang, sabar, dan
memiliki daya sensitifitas social yang tinggi
-
Sebelum
melakukan negosiasi sehendaknya seorang negosiator mempelajari situasi yang ada,
supaha negosiasi yang hendak ia smpakan berjalan sesuai dengan yang diinginkan
dan diinginkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
v Sastromatmodjo, Sudijono. “Komunikasi Bisnis”, Semarang : IKIP
Semarang, 1995
v http://www.ebizzasia.com
12



20:32
Unknown
0 comments:
Post a Comment